|Refleksi|
|Lap-put|
|Lip-Sus|
Iptek|
|Ekonomi|
|Kolom TSL|
|Layar|
Wawancara :
Martin Manurung (Koordinator
Kampanye Rembuk Nasional)
Siap Jadi Fasilitator
Dalam menutup Millennium
kedua, Indonesia dilanda spiral
ketidakpastian dimana menyelimuti situasi
politik, ekonomi, sosial dan budaya. Hal itu
tentu saja membuat upaya-upaya pemulihan dari
krisis multi-dimensional ini menjadi sulit
untuk dilakukan dengan tuntas termasuk upaya
reformasi total. Berkaca dari permasalahan
tersebut, Kampanye Rembuk Nasional (KRN)
belum lama ini mengadakan acara Refleksi
Akhir Tahun. Untuk mengetahui lebih jelas,
apa itu KRN serta bagaimana keterkaitannya
dengan etnis Tionghoa, redaksi SINERGI mewawancarai
Martin Manurung, Koordinator
KRN. Berikut petikannya:
Apa sih
tujuan Rembuk Nasional?Rembuk Nasonal itu kan
berawal dari hasil-hasil forum rembuk
nasional di Bali pada bulan Oktober tahun
2000. Yang sebenarnya sudah mempetakan platform
bersama dari pluraritas organ yang diundang
saat itu. Dalam banyak kesempatan kita
sosialisasikan kepada kawan-kawan baik di
gerakan maupun di akademisi. Ternyata
mendapat sambutan yang cukup baik. Dan mereka
sayang kalau rekomendasi-rekomendasi itu
menjadi buku, bukti sejarah disimpan
diperpusta-kaan. Kemudian kawan-kawan muda
mendatangi pemrakarsa-pemrakarsa rembuk
nasional, supaya dibuat aktifitas lanjutan
untuk bukan hanya menso-sialisasikan hasil
Forum Rembuk Nasional tapi justru
menggerakkan potensi-potensi rakyat di
daerah-daerah untuk membuat
rekomen-dasi-rekomendasi sendiri dan
sekaligus membuat badan-pekerja yang mendesak
dilakukan agenda-agenda itu. Bagaimana
masyarakat bisa menguatkan sendiri basis
komunitasnya. Dan akhirnya masyarakat itu
mampu untuk mendorong politisi setempat untuk
melaksanakan agenda-agenda rakyat itu.
Apa saja agenda-agendanya?Tergantung. Karena
agenda-agendanya sangat isu lokal daerah,
yang sebenarnya luput dari nasional. Misalnya
persoalan di Yogya. Apa sebenarnya persoalan
disana. Dari situ, masyarakat lokal membuat
pikiran-pikirannya sendiri untuk mendesak
kepada pemerintah daerah. Nah ini
sejalan dengan otonomi daerah. Kalau otonomi
dilakukan tanpa penguatan masyarakat, maka
yang disebut raja-raja kecil itu akan muncul.
Dengan penguatan masyarakat, dengan
sendirinya mengontrol pemerintahannya
sendiri. Saya pikir KRN bergerak disana.
Pertemuan sekarang menitik
beratkan pada orde baru?Pertemuan ini
sebenarnya bukan pertemuan KRN di Jakarta.
Tapi lebih, ketika KRN diluncurkan pihak
mahasiswa, buruh bertanya-tanya? KRN ini apa?
Ini musuh atau kawan? Bisa diajak atau nggak?
Kita menangkap, lalu kita berpikir untuk
mengadakan pertemuan dengan kawan-kawan di
gerakan. Kita mencari momentum yang pas. Lalu
kita melihat kegeraman atau kesedihan dimana
kekuatan orde baru sudah menguasai parlemen.
Keprihatin atau kegeraman bersama ini kita
tangkap, lalu bersama-sama kawan-kawan
digerakan, KRN sebagai fasilitator. Untuk
membicarakan bersama-sama, mengapa mereka
bisa begitu maju dan kita tertinggal?
Berbicara Orba, ternyata
banyak dosanya seperti diskrimasi rasialis
terhadap etnis Tionghoa? Kalau KRN itu
diartikan sebagai kelanjutan forum rembuk
nasioanl di Bali, saya pikir kita sangat
pluralitas. Beberapa tokoh juga berasal dari
etnis Tionghoa. Saya pikir KRN akan terus
mempromotori. Di Kampanye Rembuk Nasional ini
sendiri terlibat Gandi. Saya pikir tergantung
di daerah nanti, mana yang akan mempromotori
isu-isu itu.
Refleksi akhir tahun, titik
berat demokrasi dan keadilan?Saya pikir muara dari
semua itukan demokrasi dan keadilan yang
tidak ada. Kita mau bicara HAM maka terkait
demokrasi dan keadilan yang tidak berjalan. Nah
cita-cita kita kan menuju kesitu, bisa
dijalankan dan ditegakkan.
Bagaimana kalau dilibatkan
sebagai fasilitator dalam kasus-kasus seperti
13-14 Mei, Semanggi I dan II? Oh saya pikir
kalau sampai ke isu yang khusus seperti itu,
kita tidak akan efektif bila kampanye Rembuk
Nasional yang mengerjakan. Karena ada lembaga
lain yang lebih paham, lebih terlibat dalam
isu-isu seperti itu. (MSb//Yum)
|Refleksi|
|Lap-put|
|Lip-Sus|
Iptek|
|Ekonomi|
|Kolom TSL|
|Layar|
|
Utama | | Redaksional | |Saran / Kritik Masukkan | |Denah
Alamat
| |Lain-lain |
Copyright © 2000 SINERGI On-Line (Indonesian
Chinesse Magazine) Send Mail to metta@indo.net.id with comments about
this web site
All Rights Reserved
Designed by Rickysept and hosted by www.tripod.com